Kepada kamu si pemberi harapan palsu,
Melalui surat ini, aku mau bilang bahwa sebenarnya aku tidak
pernah terjerat cintamu sama sekali. Dari awal perkenalan kita, aku tahu
omonganmu adalah bualan semata. Lupa ya? Di dunia ini ga ada yang sempurna,
sayang. Kamu menggambarkan dirimu dengan
begitu hebat dan sempurna sekali. Kerjaanmu yang mapan dan segala hasil usaha
kerjamu yang menjadi idamanan dan diharapkan banyak wanita beserta ibu mertua itu
sama sekali tidak membuatku lantas mencintaimu.
Aku ini seorang pencinta. Aku akan mencintai ketulusan dan
kejujuran. Bukan dari apa yang kamu punya.
Kamu pasti berpikir bahwa selama ini aku tidak tahu apa yang
kamu lakukan di belakangku. Tapi aku tahu, sayang. Aku tahu berapa banyak
wanita-wanita muda yang kau bodohi dengan semua omong kosongmu. Aku merasa
kasihan dengan mereka-mereka yang tertipu olehmu.
Aku bahkan tahu masa lalumu seperti apa. Aku tahu kamu
pernah tersakiti. Aku tahu kamu merasa tidak percaya diri. Kamu merasa kecil
dan merasa tidak ada apa-apanya dibanding dengan keberhasilan kakak-kakakmu.
Tapi apa lantas kamu berhak melakukan semua kebohongan-kebohongan ini? Apa kamu
mendapat kepuasan dari apa yang kamu lakukan? Merasa senang dengan banyaknya
wanita-wanita yang bertekuk lutut dengan pesonamu? Lalu dengan bangga
meninggalkan mereka. Kamu bukan James Bond, sayang.
Apa kamu tidak takut karma?
Selama ini aku diam saja. Aku berpura-pura tidak tahu apa
yang sedang kau mainkan dan membuat kau percaya bahwa aku larut dalam peranku
seperti yang kamu harapkan. Itu sebabnya aku bilang bahwa kamu pemberi harapan
palsu yang bodoh. Aku tahu pasti ada sebuah alasan dibalik tingkahmu itu. Ada
yang sedang kau tutupi karena aku yakin kau sebenarnya berhati baik. Itu terlihat
saat kau dengan ceria menceritakan tentang masa kecilmu yang nakal.
Tapi maaf sayang, harus ku katakan yang sebenarnya. Ada yang
pernah bilang bahwa jika sekali kamu berbohong kamu akan terus berbohong untuk
menutupi kebohonganmu yang lain. Itu yang aku temukan pada dirimu. Kamu selalu
berbohong lagi dan lagi. Aku tidak mau kamu jadi pembohong untuk diriku.
Aku di sini menawarkan pertemanan untukmu. Kamu bisa tetap
menceritakan kesukaanmu, teman-teman dan keluargamu. Tapi sayang, sudah saatnya
kamu tahu, bahwa aku jenuh untuk berpura-pura senang mendengar bahwa aku adalah
satu-satunya dalam hidupmu. Aku tidak pernah percaya dan tidak akan percaya.
Jadilah dirimu sendiri. Kenapa harus bahagia dengan kebahagiaan sesaat jika kamu
bisa mendapatkan yang nyata?
Semoga kau segera menemukan seorang wanita baik yang akan
menyadarkanmu bahwa mempermainkan wanita itu tidak keren sama sekali.
Ceritanya sama persis dengan yang saya alami hehe
ReplyDelete