Touching real story from @elnaa
Kisah nyata dapet dari kakak rohani dulu, masih membekas aja ceritanya. Kisah ini bukti bahwa Tuhan pasti memberikan jodoh yang terbaik. Jadi ada seorang wanita sebut saja namanya Rani. Dia ini wajahnya sebenarnya cantik cuma (maaf) agak miring. Miring seperti apa? Miring di sini bener bener miring. Sebelah wajahnya naik ke atas sedikit. Seperti orang stroke padahal tidak. Semacam kelainan.
Karena keterbatasan ini, sampai usia 31 tahun Rani belum pernah pacaran sama sekali. Jadi kutipan "dari mata turun ke hati" berlaku. Rani aktif di gereja. Bukan pemusik, bukan penyanyi, bukan penari. Dia ga punya kelebihan itu. Dia aktif jadi guru sekolah minggu. Rani sudah lelah berdoa meminta jodoh. Lelah menunggu. Sampai akhirnya dia cuma berdoa "Tuhan, terjadilah padaku seperti apa yang Kau mau".
Sampai suatu ketika, gereja tempat Rani aktif kedatangan seorang pendeta muda yang ditugaskan di situ untuk membantu pendeta senior. Sebut saja nama Pendeta muda ini Henri. Dia lulusan Theologia di Amerika, sudah melanglang buana ke hampir seluruh dunia. Dan sangat ganteng. Oh iya Henri ini belum menikah, dia mengaku sudah mencari tulang rusuknya ke hampir seluruh benua tapi belum ditemukan (Tsaahh bahasa gue). Tau dong reaksi wanita-wanita single kalo kedatengan pria hampir sempurna. Semua berlomba. Penari, pemusik, worship leader, usher. Semua bersaing. Bahkan anak perempuan si pendeta senior yang cantik, punya suara bagus, pinter, S2 universitas terkenal pun kesemsem berat sama dia. Tapi anehnya Henri ga bergeming. Dia hanya menanggapi wanita-wanita ini dengan sopan dan baik. Tidak memberi harapan juga tidak menjauhi. Namanya juga wanita semakin penasaran akan semakin agresif. Semakin dicuekin semakin nyinyir. Sampai ada rumor beredar kalau Henri ini gay.
Sampai suatu Minggu. Saat itu ibadah hampir mulai, ada seorang Ibu yang meminta Henri mengantar anaknya ke ruangan sekolah minggu. Jadi ruangan sekolah minggu memang terpisah dengan ruangan ibadah, supaya jerit anak kecil tidak mengganggu jalannya ibadah. Sebagai wanita Rani sudah denger cerita tentang Henri. Pernah sesekali mengintip ke ruangan ibadah dan diakui Henri adalah pria idaman. Tapi Rani sadar diri dong. Anak pendeta yang perfect aja ga ditanggepin apalagi dia yang mukanya miring. Saat mengantar anak kecil itulah pertama kalinya Henri bertemu Rani si guru sekolah minggu. Ekspresi Henri bengong, dia menatap Rani lama. Rani yang merasa wajahnya kurang langsung tertunduk. Waktu mengangkat wajah, Henri masih di sana menatap dia dengan memuja. Seperti terbius.
Singkat cerita Henri jatuh cinta. Seluruh wanita tidak terima. Semua bertanya tanya "kenapa?". Bahkan Rani sendiri juga heran mengapa dia?? Tapi dia cuma berdoa, "Tuhan,jadilah padaku seperti yang Kau mau". Dan sampai akhirnya Henri melamar Rani. Rani menerima. Satu jemaat heboh, semua bertanya tanya. Biasalah manusia.
Saat upacara pernikahan satu gereja berduyun duyun datang. Semua ingin menyaksikan sejarah terbuktinya lagu Celine Dion Beauty aпd The Beast. Upacara sangat khidmat. Rani tak hentinya menangis mengucap syukur betapa jawaban doanya datang saat dia pasrah menyerah. Hampir di penutup acara, Henri maju ke mimbar untuk memberi sambutan dan sekedar ucapan terima kasih. Tak disangka kata kata pertama Henri adalah "Saya tahu seluruh jemaat di sini heran mengapa saya memilih Rani". Seluruh jemaat hening. "Saya selalu berdoa kepada Tuhan untuk mencarikan saya jodoh yang terbaik. Dan saya tidak menemukan wanita sesempurna Rani". Jemaat bergumam. "Saya sudah mengelilingi dunia mencari dan tidak menemukan. Sampai saya pasrah dan hanya berkata Tuhan, jadilah padaku seturut kehendakmu. Lalu saya dibawa Tuhan ke sini, ke tempat Rani. Begitu saya melihat dia saya tahu dialah jawaban doa saya". Lalu Henri terdiam sejenak menarik nafas, berjalan menuju tempat duduk Rani lalu menggandeng dia ke podium. Di podium sangat terlihat betapa jauh perbedaan fisik mereka di mata jemaat. Yang satu sempurna, yang satu miring. Henri lalu melanjutkan "Mungkin jemaat di sini melihat saya sempurna di mata anda, sebenarnya tidak. Saya punya penyakit langka. Saya menderita syndrome something" (gue lupa nama penyakitnya). Penyakit ini saya derita sejak lahir. Penyakit ini menyerang mata dan saraf otak saya. Makhluk hidup yang sebenarnya sejajar menjadi miring di mata saya, demikian sebaliknya. Jadi Rani adalah wanita sempurna satu satunya yang diciptakan Tuhan untuk saya", kata Henri lalu mencium kening Rani yang terpaku.
Kisah nyata dapet dari kakak rohani dulu, masih membekas aja ceritanya. Kisah ini bukti bahwa Tuhan pasti memberikan jodoh yang terbaik. Jadi ada seorang wanita sebut saja namanya Rani. Dia ini wajahnya sebenarnya cantik cuma (maaf) agak miring. Miring seperti apa? Miring di sini bener bener miring. Sebelah wajahnya naik ke atas sedikit. Seperti orang stroke padahal tidak. Semacam kelainan.
Karena keterbatasan ini, sampai usia 31 tahun Rani belum pernah pacaran sama sekali. Jadi kutipan "dari mata turun ke hati" berlaku. Rani aktif di gereja. Bukan pemusik, bukan penyanyi, bukan penari. Dia ga punya kelebihan itu. Dia aktif jadi guru sekolah minggu. Rani sudah lelah berdoa meminta jodoh. Lelah menunggu. Sampai akhirnya dia cuma berdoa "Tuhan, terjadilah padaku seperti apa yang Kau mau".
Sampai suatu ketika, gereja tempat Rani aktif kedatangan seorang pendeta muda yang ditugaskan di situ untuk membantu pendeta senior. Sebut saja nama Pendeta muda ini Henri. Dia lulusan Theologia di Amerika, sudah melanglang buana ke hampir seluruh dunia. Dan sangat ganteng. Oh iya Henri ini belum menikah, dia mengaku sudah mencari tulang rusuknya ke hampir seluruh benua tapi belum ditemukan (Tsaahh bahasa gue). Tau dong reaksi wanita-wanita single kalo kedatengan pria hampir sempurna. Semua berlomba. Penari, pemusik, worship leader, usher. Semua bersaing. Bahkan anak perempuan si pendeta senior yang cantik, punya suara bagus, pinter, S2 universitas terkenal pun kesemsem berat sama dia. Tapi anehnya Henri ga bergeming. Dia hanya menanggapi wanita-wanita ini dengan sopan dan baik. Tidak memberi harapan juga tidak menjauhi. Namanya juga wanita semakin penasaran akan semakin agresif. Semakin dicuekin semakin nyinyir. Sampai ada rumor beredar kalau Henri ini gay.
Sampai suatu Minggu. Saat itu ibadah hampir mulai, ada seorang Ibu yang meminta Henri mengantar anaknya ke ruangan sekolah minggu. Jadi ruangan sekolah minggu memang terpisah dengan ruangan ibadah, supaya jerit anak kecil tidak mengganggu jalannya ibadah. Sebagai wanita Rani sudah denger cerita tentang Henri. Pernah sesekali mengintip ke ruangan ibadah dan diakui Henri adalah pria idaman. Tapi Rani sadar diri dong. Anak pendeta yang perfect aja ga ditanggepin apalagi dia yang mukanya miring. Saat mengantar anak kecil itulah pertama kalinya Henri bertemu Rani si guru sekolah minggu. Ekspresi Henri bengong, dia menatap Rani lama. Rani yang merasa wajahnya kurang langsung tertunduk. Waktu mengangkat wajah, Henri masih di sana menatap dia dengan memuja. Seperti terbius.
Singkat cerita Henri jatuh cinta. Seluruh wanita tidak terima. Semua bertanya tanya "kenapa?". Bahkan Rani sendiri juga heran mengapa dia?? Tapi dia cuma berdoa, "Tuhan,jadilah padaku seperti yang Kau mau". Dan sampai akhirnya Henri melamar Rani. Rani menerima. Satu jemaat heboh, semua bertanya tanya. Biasalah manusia.
Saat upacara pernikahan satu gereja berduyun duyun datang. Semua ingin menyaksikan sejarah terbuktinya lagu Celine Dion Beauty aпd The Beast. Upacara sangat khidmat. Rani tak hentinya menangis mengucap syukur betapa jawaban doanya datang saat dia pasrah menyerah. Hampir di penutup acara, Henri maju ke mimbar untuk memberi sambutan dan sekedar ucapan terima kasih. Tak disangka kata kata pertama Henri adalah "Saya tahu seluruh jemaat di sini heran mengapa saya memilih Rani". Seluruh jemaat hening. "Saya selalu berdoa kepada Tuhan untuk mencarikan saya jodoh yang terbaik. Dan saya tidak menemukan wanita sesempurna Rani". Jemaat bergumam. "Saya sudah mengelilingi dunia mencari dan tidak menemukan. Sampai saya pasrah dan hanya berkata Tuhan, jadilah padaku seturut kehendakmu. Lalu saya dibawa Tuhan ke sini, ke tempat Rani. Begitu saya melihat dia saya tahu dialah jawaban doa saya". Lalu Henri terdiam sejenak menarik nafas, berjalan menuju tempat duduk Rani lalu menggandeng dia ke podium. Di podium sangat terlihat betapa jauh perbedaan fisik mereka di mata jemaat. Yang satu sempurna, yang satu miring. Henri lalu melanjutkan "Mungkin jemaat di sini melihat saya sempurna di mata anda, sebenarnya tidak. Saya punya penyakit langka. Saya menderita syndrome something" (gue lupa nama penyakitnya). Penyakit ini saya derita sejak lahir. Penyakit ini menyerang mata dan saraf otak saya. Makhluk hidup yang sebenarnya sejajar menjadi miring di mata saya, demikian sebaliknya. Jadi Rani adalah wanita sempurna satu satunya yang diciptakan Tuhan untuk saya", kata Henri lalu mencium kening Rani yang terpaku.
How great is our God. :')
Bagaimana
Tuhan menciptakan Rani khusus untuk Henri. Dan ini kisah nyata. Sungguhan
nyata. Amazing story. Jadi ga usah takut ga dapet jodoh. Cuma perlu berdoa
"Tuhan , terjadilah padaku seperti yang Engkau mau".
No comments:
Post a Comment